bismillah.
ini hanya empiris ya.
melihat realitas dunia.
sepertinya tidak berjalan berdasar deret hitung.
namun berlari berdasar deret ukur.
bila deret hitung adl 1,3,5, dan 7 .. ( + 2 )
maka deret ukur berlaku 1,3,6, dan 12 .. ( x 2 )
Shg mjdi tdk relevan, apabila frame-berfikir nya
berdasar anak tangga 'normatif'
'sejengkal demi sejengkal'
'selangkah demi selangkah'
bisa sih.
tapi akan selalu tertinggal di belakang.
jadi gmn?
mari kita uji
Hipotesanya adl 'menguatkan fundamental'
- disini titik/ poin kritisny -
- disini titik poin penguatannya -
after that,
hands-on case-by-case / Project-Based Learning.
aka. learning by doing
utk mendapatkan potensi deret ukur.
'
termasuk didalamnya
' evaluasi, perbaikan dan penguatan '
0 komentar:
Posting Komentar